Kedua motor sport berteknologi listrik murni ini resmi dijual oleh KMI pada pertengahan November tahun lalu. Ninja e-1 dibanderol dengan harga Rp149,9 juta dan Z e-1 diniagakan Rp146,9 juta OTR Jakarta.

Section Head Marketing Division PT KMI, Sucipto Wijono mengatakan, hingga saat ini baru mendatangkan 10 unit Kawasaki EV. Rinciannya adalah 5 unit Ninja e-1 dan 5 unit Z e-1, lebih jauh sebanyak 7 unit sudah terjual.

“Lima unit sudah terpesan untuk Ninja e-1, lalu 2 unitnya lagi Z e-1, total terjual 7 unit. Sekarang sisa 3 unit lagi semuanya model Z,” kata Cipto, panggilan karibnya saat ditemui di kawasan PIK, Jakarta Utara, Senin (13/5).

Menurut Cipto, aktivitas penjualan Kawasaki EV tidak bersifat umum atau ready stock diler. Jadi alokasi unit akan disesuaikan dengan pemesanan atau data pre-order yang masuk ke pihak KMI.

“Sistemnya PO (pre-order) aja. Info terakhir sih proses penyerahan 5 unit yang model Ninja ya. Sisanya menyusul, jadi kalau sudah PO paling lama 6 bulan unitnya sampai,” tambahnya.

Keterangan menarik lain dari Cipto adalah soal konsumen pembeli Motor listrik Kawasaki EV. Salah satunya disebutkan adalah Menteri Republik Indonesia. Namun, dirinya belum mendapatkan informasi detail siapa nama dan jabatan menteri tersebut,

“Terakhir yang saya kaget, satu konsumen itu ada menteri. Tapi saya belum ketemu profilnya siapa. Jadi memang para pembeli ini belum pernah mencoba atau test ride unitnya, mereka melihat mereka suka dan beli,” jelasnya.

Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 memiliki performa setara motor bensin 125 cc. Menggunakan 2 baterai Lithium-ion 50,4V.30Ah dengan motor listrik yang dapat menyuplai tenaga maksimal 12 Hp pada 2.600-4.000 rpm. Kemudian torsi puncak 40,5 Nm sejak 0-1.600 rpm Kecepatan puncaknya bervariasi menyesuaikan dengan mode tenaga yang ada, yakni Eco dan Road.

Ia juga memiliki fitur e-Boost. Namun untuk mencegah panas berlebih, pengoperasian dibatasi hingga 15 detik. Saat diaktifkan Motor listrik Kawasaki, akselerasi menjadi lebih kuat ketika throttle diputar, ketika kecepatan meningkat. Ketika semua kondisi telah terpenuhi, indikator e-Boost pada tampilan instrumen akan berwarna abu-abu agar menunjukkan kesiapan tancap gas.

Buat mode Eco speed untuk Ninja e-1 dibatasi hingga 64 km/jam (75 km/jam dengan e-Boost). Sedang Z e-1 sebesar 62 km/jam (72 km/jam dengan e-Boost). Lalu gaya berkendara Road Ninja e-1 dapat mencapai 88 km/jam (105 km/jam dengan e-Boost). Sementara Z e-1 mencapai 85 km/jam (101 km/jam dengan e-Boost).

Nah untuk mengisi daya baterai Motor listrik Kawasaki dari nol hingga penuh butuh waktu 3,7 jam. Jika konsumen menggunakan double pack, artinya waktu pengecasan dikalikan 2. Ada 3 opsi pilihan pengisian daya, di antaranya pengisian daya secara langsung tanpa charger dock (baterai dilepas), pengisian dengan charger dock (baterai ‘dilepas) dan pengisian dengan baterai terpasang di tempatnya (offboard mengenakan biaya).

Namun untuk opsi pengisian offboard charge yang tersedia pada buntut belakang Ninja e-1 dan Z e-1 dalam sesi test ride belum tersedia. “Untuk saat ini konsumen akan mendapatkan adaptor charger, sedangkan harga charger dock-nya belum dirilis,” kata Cipto.

Fitur pada keduanya juga cukup canggih, sudah berbekal penerangan full LED, cluster meter TFT, rem ABS 2-channel, Reverse/Walk Mode, hingga Kawasaki Connectivity untuk menghubungkan motor ke smartphone lewat aplikasi.
Info Kosan